Chapter 01





  • [ ] [ ] [ ]

    Chapter 1 : Cahaya di Ujung Terowongan


    Aku tidak pernah percaya pada cerita seperti "cahaya di ujung terowongan",omong kosong tentang keadaan yang selalu dialami setiap orang saat mendekati kematian,bangun dengan keringat dingin aku berseru,"Aku melihat cahaya!"

    Tetapi di sini,aku,saat ini berada di "terowongan" yang memiliki ujung cahaya terang itu,hal terakhir yang kuingat,aku saat itu sedang tidur di kamarku (sementara yang lain mungkin akan menyebutnya kamar kerajaan).

    Apa ada orang yang membunuhku?

    Aku tidak ingat menyakiti siapa pun.Tetapi sekali lagi,menjadi figur publik yang berkuasa akan selalu saja memberi orang lain segala macam alasan untuk membunuhku.

    Dan….

    Karena sepertinya aku tidak akan bangun dalam waktu dekat dan entah kenapa aku secara perlahan-lahan tertarik ke arah cahaya yang terang ini,aku mungkin akan memenuhi keinginan orang-orang itu.

    Saat aku terus bergerak menuju cahaya ini,aku setengah berharap jika aku bisa mendengar beberapa paduan suara anak-anak yang sedang menyanyikan lagu malaikat,memberi isyaratjika aku sedang berjalan ke surga.

    Alih-alih seperti itu,penglihatanku berubah menjadi gelap sementara suaraku.Ketika aku mencoba mengatakan sesuatu,satu-satunya suara yang keluar hanyalah tangisan.

    Aku mendengar suara di sekitar menjadi lebih jelas dan aku mendengar,"Selamat Nyonya,selamat Tuan,dia anak yang sehat"

    …Tunggu

    Kurasa saat ini aku harus berpikir seperti itu,“Sialan,apa aku baru saja dilahirkan? Apa aku seorang bayi saat ini?"

    Tapi anehnya,satu-satunya pikiran yang muncul di benakku adalah "Jadi cahaya terang di ujung terowongan adalah cahaya untuk masuk ke dalam vagina perempuan ..."

    Haha ... sepertinya aku tidak perlu memikirkan itu lagi.

    Aku mengamati situasiku,sama seperti saat aku menjadi Raja,aku melihat sekeliling,pertama-tama,walau aku tidak tahu di mana aku dilahirkan saat ini,setidaknya aku mengerti bahasa meraka. Yah,Itu awalan yang cukup bagus.Selanjutnya,setelah perlahan membuka mataku,retinaku segera dibombardir dengan warna dan angka yang berbeda.Butuh sedikit waktu untuk mata bayiku mulai bekerja.Dokter,atau begitulah tampaknya,dia yang ada dihadapanku saat ini memiliki wajah yang tidak begitu menarik dengan rambut panjang beruban di kepalanya.Aku bersumpah jika kacamatanya sangat tebal hingga mungkin bisa menahan peluru.Yang aneh,dia tidak mengenakan jubah dokter atau bahkan menggunakan kamar rumah sakit.Aku sepertinya dilahirkan di ruang ritual pemanggilan iblis,karena ruangan ini hanya diterangi oleh beberapa lilin dan kami berada di lantai saat ini.

    Aku melihat sekeliling dan melihat wanita yang mendorongku keluar dari "terowongannya". Memanggil ibu sepertinya tak masalah.Butuh beberapa detik lagi untuk melihat seperti apa rupanya,dan setelah itu,aku harus mengakui jika dia cantik,tapi itu mungkin karena setengah mataku yang kabur.Daripada kecantikan yang glamor,aku lebih baik menggambarkannya sebagai cantik,dalam arti yang sangat baik dan lembut dengan rambut pirang dan mata coklat yang berbeda.Aku tidak bisa membantu tetapi memperhatikan bulu matanya yang panjang dan hidungnya yang merah karena senang,yang mana itu membuatku ingin selalu berpegangan padanya.Dia benar-benar mengeluarkan aura seorang ibu.Atau apakah ini cara bayi menatap ibu mereka?

    Aku mengusap wajahku dan berbalik ke kanan hanya untuk nyaris tidak melihat sesorang yang lain. Jadi,dia adalah ayahku,pria dengan senyum bodoh dan mata berkaca-kaca itu sedang melihatku. Segera dia berkata,“Hai Art kecil,aku ayahmu,bisakah kamu mengatakan dada?” Aku melihat ke sekeliling untuk melihat ibu dan dokter rumah (untuk semua sertifikasi yang tampaknya dia miliki), sedang memutar mata mereka,dan ibuku lalu mengejek,"Sayang,dia baru saja lahir"
    Note : dada disini bukan oppai yah ^-^

    Aku melihat lebih dekat pada ayahku dan aku bisa melihat mengapa ibuku yang cantik tertarik kepadanya.Selain beberapa sekrup longgar di kepalanya karena mengharapkan bayi yang baru lahir berbicara (Yah,mungkin dia terlalu bahagia karena telah menjadi Ayah),Dia adalah pria yang sangat karismatik.Dengan garis rahang persegi dicukur bersih.Rambutnya,yang berwarna cokelat, tampak pendek dan rapi,sementara alisnya kuat dan garang,memanjang dan bertemu hingga membntuk huruf V.Tapi,matanya memiliki kelembutan di dalamnya,warna matanya campuran dari beberapa warna yang disatukan.

    Pada saat aku selesai memeriksa sekelilingku ... dengan maksud untuk mengamati orang tuaku; dokter atau apalah itu berkata,"Tolong beristirahat selama beberapa hari,Nyonya Leywin,dan beri tahu aku jika ada sesuatu yang terjadi pada Arthur,Tuan Leywin"

    Beberapa minggu berikutnya setelah aku berjalan keluar dari terowongan,yang kutemui hanyalah penyiksaan jenis baru saja.Aku hanya memiliki sedikit atau mungkin tidak ada sama sekali kontrol atas motorik dan anggota tubuhku,yah kecuali aku memang bisa melambaikan tangan walau itu sendiri sangat melelahkan.Aku menyadari jika bayi tidak terlalu bisa mengendalikan jari-jari mereka saat ini.Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya,tetapi,ketika kau meletakkan jari-jarimu pada telapak tangan bayi,mereka tidak meraihnya karena mereka menyukaimu,mereka meraihnya karena,yah,itu refleks saja.Lupakan kontrol motorik,aku bahkan tidak bisa mengeluarkan limbahku dari dalam diriku sesuai keinginanku.Itu hanya ... keluar begitu saja.Haa ...

    Yang menyenangkan dari semua itu hanyalah fakta jika aku disusui oleh ibuku.

    Jangan salah paham,tidak ada motif tersembunyi apa pun dari itu.Hanya saja ASI rasanya jauh lebih enak daripada susu formula bayi oke!!! dan punya nilai gizi lebih banyak bukan? Er ... tolong percaya padaku.Tempat pemanggilan iblis itu tampaknya adalah kamar orang tuaku dan dari apa yang kubayangkan,tempat yang kutempati saat ini,semoga saja,tempat di duniaku pada zaman dulu,disaat di mana listrik belum ditemukan.

    Ibuku dengan cepat membuktikan harapanku salah ketika suatu hari dia menyembuhkan luka di kakiku ketika ayahku yang bodoh membenturkanku ke laci.

    Tidak ... Tidak,itu tidak seperti diberikan ciuman penyembuh,tapi itu cahaya,yang bersinar dengan dengung samar dari tangan indahnya.

    Sebenarnya ada dimana aku ini.

    Ibuku,bernama Alice Leywin,dan ayahku,bernama Reynolds Leywin,setidaknya mereka orang yang baik,yah walau bukan yang terbaik.Aku curiga ibuku adalah malaikat karena aku belum pernah bertemu orang yang begitu baik hati dan hangat sepertinya.Sambil digendong dengan tali bayi, aku pergi bersamanya ke tempat yang disebutnya kota.Kota Ashber ini lebih merupakan pos terdepan yang ditinggalkan,melihat jika tidak ada jalan dan bangunan disana.Kami berjalan di jalan tanah utama di mana ada tenda di kedua sisi dengan berbagai pedagang yang menjual segala macam hal,mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga hal-hal yang kupikir tidak bisa membantu untuk tidak melebarkan mataku ke arahnya,seperti senjata dan baju besi dan batu ... itu batu yang bersinar!

    Hal yang paling aneh yang membuatku sulit terbiasa adalah orang-orang yang membawa senjata seolah-olah itu adalah bagian dari pakaian mereka.Aku melihat seorang pria dengan tinggi sekitar 170 cm membawa kapak perang raksasa yang lebih besar darinya! Ngomong-ngomong,ibu terus berbicara denganku,mungkin ia sedang mencoba untuk membuatku belajar bahasa lebih cepat, sambil berbelanja bahan sehari-hari,bertukar basa-basi dengan berbagai orang yang menggunakan atau bekerja di stan.Sementara itu,tubuhku berbalik melawanku sekali lagi,dan akupun tertidur ...SIALAN!!!!,tubuh yang tidak berguna ini.

    .......

    Berada di pangkuan ibuku yang sedang membelaiku di dadanya,aku sungguh-sungguh fokus pada ayahku saat ini yang sedang mengucapkan mantra,yang mana itu terdengar seperti doa.Aku mencoba mendekat dan mendekat,dan hampir jatuh dari kursi manusiaku sambil mengharapkan beberapa fenomena ajaib,seperti gempa bumi atau golem batu raksasa muncul.Setelah apa yang tampak seperti keajaiban (percayalah,untuk bayi yang memiliki jarak pandangan ikan mas) muncul.Tiga orang dewasa,tidak,batu-batu seukuran manusia keluar dari tanah dan menyerang ke pohon terdekat.Apa ini ... hanya itu saja?

    AKu memukul lenganku dalam kemarahan dan penyesalan,tetapi ayah idiotku menafsirkannya menjadi "WOW" dan seringai lebar di wajahnya mengatakan,"Ayahmu hebat ya,kan!"

    Tidak,ayahku adalah pejuang yang jauh lebih baik.Ketika dia mengenakan dua sarung tangan besinya,bahkan aku merasa harus melepaskan celana dalam (atau popok) untuknya.Dengan gerakan lincah yang mengejutkan untuk tubuhnya,tinjunya membawa kekuatan untuk memecahkan penghalang suara,tetapi cukup cair untuk tidak meninggalkan celah.Di duniaku, dia bisa dikatakan sebagai elit,dan bisa memimpin peleton seratus tentara,tetapi bagiku,dia adalah ayah idiotku.

    Untuk apa yang kupelajari tentang dunia ini,sepertinya itu adalah dunia sihir dan pedang yang cukup simple,di mana kekuasaan dan kekayaan menentukan peringkatmu di masyarakat.Dalam hal ini,itu tidak terlalu berbeda dari duniaku kecuali kurangnya teknologi dan sedikit perbedaan antara sihir dan Ki di sini.

    Di dunia lamaku,Perang menjadi bentuk penyelesaian perselisihan antar negara yang hampir gila.Jangan salah paham,tentu saja masih ada pertempuran dalam skala yang lebih kecil dan pasukan masih dibutuhkan untuk keselamatan warga.Namun,perselisihan mengenai kesejahteraan suatu negara didasarkan pada duel antara penguasa negara mereka,dan itu terbatas pada penggunaan Ki dan senjata tempur jarak dekat,atau pertempuran tiruan antara peleton,di mana senjata api diizinkan walau terbatas.

    Karenanya,Raja bukan tipe pria gemuk yang duduk di atas takhta memerintah orang lain,tetapi harus menjadi orang yang paling kuat dan paling cerdas untuk mewakili negaranya.

    Cukup tentang itu.

    Mata uang di dunia baru ini sepertinya cukup simple juga.

    Tembaga menjadi bentuk mata uang terendah,lalu Perak,dan Emas.Sementara aku belum melihat sesuatu yang berharga seperti koin Emas,keluarga normal tampaknya dapat hidup dengan baik dari beberapa koin tembaga sehari.

    100 Tembaga = 1 Perak

    100 Perak = 1 Emas

    ........

    Setiap hari aku terus mengasah tubuh baruku,menguasai fungsi motorik yang berada jauh di dalam diriku.

    Lalu suatu hari semuanya berubah ...

    [ ] [ ] [ ]


    Index I Selanjutnya

    1 Response to "Chapter 01"

    1. Wihh jadi translate..lanjutkan gan..semangat trusss..

      ReplyDelete

    Komentar Cuy!!!
    Notice Me Senpai!!!!
    Notice Me!!!

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel