Solo Leveling Ch 253



  • Chapter 253 - Kehidupan sehari-hari (5) 

    Woo Jin-cheol membawa Jin Woo ke ujung lorong.
    Woo Jin-cheol kemudian berhenti berjalan ketika dia merasa jika orang lain tidak bisa mendengar percakapan mereka.
    Jin Woo,yang diam-diam mengikutinya,juga ikut berhenti.
    Jin Woo melirik kembali ke ruang kelas di belakangnya.
    Disana,ia melihat teman-teman sekelasnya menunjukkan pandangan yang tidak biasa.
    Woo Jin-cheol pertama meminta maaf kepada Jin Woo,karena telah mengganggu sekolahnya.


    "Maaf aku memanggilmu ketika masih belajar"
    "Tidak masalah"

    Walau Jin Woo memikirkan tentang guru yang bekerja keras,sebenarnya,Jin Woo sudah merasa bosan mendengarkan penjelasannya.
    Alih-alih merasa marah,Jin Woo malah menatap Woo Jin-cheol.
    Woo Jin-cheol muda.
    Dia memiliki kepala yang lebih besar dan bahu yang lebih lebar daripada Woo Jin-cheol yang
    Jin Woo tahu,yah,lagipula aku juga masih terlihat seperti seorang siswa sekolah menengah atas.

    'Dia terlihat seperti seorang pria yang akan menakuti gangster hanya dengan keberadaannya saja'

    Karena bertemu dengan wajah yang ia kenal setelah waktu yang cukup lama,Jin Woo tiba-tiba tertawa.
    Bertahun-tahun
    Tidak.
    Jika aku menghitung waktu di celah dimensi,sudah beberapa puluh tahun aku tidak  bertemu dengannya lagi.
    Jin Woo tidak bisa menahan perasaan senang di wajahnya,bahkan walau ia tidak ingin mengungkapkannya.

    "...?"

    Tapi,berbeda dengan Jin Woo yang tersenyum bahagia,Woo Jin-cheol,yang melihatnya,merasa malu dan bingung dalam waktu yang bersamaan.
    Woo Jin-cheol bahkan berpikir,
    Apa dia merasa bangga karena dicari oleh seorang detektif?
    Tapi,apa tak masalah untuk bertemu dengan Detektif yang terlihat menakutkan sepertiku?
    Jika itu seorang siswa,bukankah mereka biasanya akan takut kepadaku?

    Tapi...

    Siswa di depannya benar-benar berbeda,siswa ini hanya tersenyum lebar di hadapannya.

    'Siswa ini ... ada sesuatu yang berbeda darinya'

    Woo Jin-cheol sudah merasakan itu sejak ia memasuki ruang kelas,tetapi ia masih belum bisa mengkonfirmasinya.
    Aku telah bertemu banyak pembunuh yang membunuh beberapa orang dalam pekerjaanku, dan aku juga sering bertemu dengan gangster yang sering bertarung di banyak tempat.
    Tapi,tidak ada diantara mereka yang memiliki mata yang tenang seperti anak ini.
    Bagaimana caranya dia bisa memiliki mata yang tenang seperti itu?

    Gulp -

    Woo Jin-cheol menelan ludahnya tanpa sadar.
    Jantungnya juga berdetak kencang sejak bertemu dengan Jin Woo.
    Woo Jin-cheol lalu mengeluarkan buku catatannya,kemudian bertanya dengan maksud untuk menyelesaikan semua masalah yang terus berputar di kepalanya.

    "Apa yang kamu pikirkan tentang bayangan — atau semut—?"

    Woo Jin-cheol,yang tidak bisa berbicara dengan benar bahkan setelah ia membaca isi buku catatan itu,mengambil pena dari lengannya.
    Woo Jin-chul,kemudian menggambar sesuatu dan lalu menunjukkannya kepada Jin Woo.

    "...."

    Jin Woo tetap tenang dan tersenyum.

    'Dia hebat dalam menggambar ternyata,' pikirnya.

    Apa yang digambarkan Woo Jin-cheol adalah sketsa penampilan Ber.
    Sekalipun itu tidak terlalu cocok,itu adalah gambara sosok yang memiliki kepala semut,tangan dan kaki manusia,kuku tajam,dan sayap semut panjang yang menempel di punggungnya.
    Jika seseorang mengenal sosok itu,ini pasti bukan gambar yang bisa mereka lihat hanya dengan sekilas.
    Woo Jin-cheol kemudian bertanya.

    "Apa kamu ingat atau mengenal sesuatu dari gambar ini?"

    Jin Woo menatap gambar itu dan melihat wajah Woo Jin-cheol yang sedikit memerah.
    Tidak ada yang tahu betapa malunya Woo Jin-cheol saat ini.
    Tapi,dia telah bertekad untuk mencari tahu ingatan yang seakan tertahan di bagian dalam pikirannya.
    Ia berjuang dengan keinginan untuk itu.

    "...kamu tahu ini?"

    Woo Jin-cheol bertanya sekali lagi.
    Dan tepat sebelum rasa tidak aman yang mengalir keluar dari pertanyaannya,Jin Woo menjawab.

    "Ya"

    Woo Jin-cheol merasa senang.
    Jantungnya benar-benar berdebar dengan sangat kencang di dadanya saat ini.

    "Oh,kamu tahu ini?"

    Suara Woo Jin-cheol semakin keras.
    Tapi,berbeda dengan Woo Jin-cheol,Jin Woo terus berbicara dengan wajah dingin dan nada yang sangat tenang.

    "Ya"

    Mata Woo Jin-cheol bergetar.
    Akhirnya.
    Aku menemukannya.
    Setelah menghela nafas,ia mencurahkan semua pertanyaan yang ia pendam secara berturut-turut.

    "Apa monster semut ini,dan siapa kamu?"

    Ketika Jin Woo sedikit menjauh dari Woo Jin-cheol yang bersemangat,Woo Jin-cheol menyadari kesalahannya dan mencoba menenangkan kegembiraannya.

    "Maaf,aku terlalu bersemangat,aku sudah mencari tahu tentang semua ini sejak lama,jadi....."

    Satu per satu.
    Ayo cari tahu apa yang diketahui siswa ini tentang monster bayangan itu satu per satu.
    Bukankah ini adalah kesempatan terbesarku?
    Jangan terburu-buru,tetaplah tenang.
    Woo Jin-cheol,yang berhasil menenangkan diri,bertanya lagi dengan suaranya yang tenang.

    "Jadi,kamu tahu gambar ini?"
    "Ya"

    Jin Woo mengangguk dan menjawab dengan ekspresi alami.

    "Bukankah ini monster dari drama TV yang sering kita lihat? Seperti pengendara bertopeng?"
    "Oh—"

    Sebuah desahan kecil keluar dari mulut Woo Jin-cheol,merasakan kesedihan karena dia telah membuat istana pasir yang sepanjang hari tapi tersapu seketika.
    Kekecewaannya sangat besar,semua karena harapannya yang luar biasa.
    Tangan Woo Jin-cheol,yang memegang notebook,jatuh ke bawah secara alami.
    Wajahnya juga terlihat sangat lelah,seolah-olah dia tidak memiliki kekuatan untuk menahannya.
    Dia marah pada anak laki-laki yang telah memberinya harapan,tetapi apa yang bisa dia lakukan lagi saat ini?
    Wajah Woo Jin-cheol tersenyum lebar.

    "Terima kasih atas waktumu"
    "Sudah berakhir?"
    "Ya,aku sudah bertanya apa yang ingin kutanyakan"

    Jin Woo lalu berkata kepada Woo Jin-cheol,yang mencoba untuk memasukkan buku catatannya.

    "Bisakah kau memberiku gambar monster itu?"

    Ketika Woo Jin-cheol melihat wajah Jin Woo,ia tersenyum.
    Woo Jin-cheol,menatap gambar sebentar,kemudian merobeknya dengan rapi dan memberikannya kepada Jin Woo.

    "Ini"
    "Terima kasih."

    Seolah-olah dia tidak ingin mendapatkan lebih banyak penyesalan,Woo Jin-cheol berbalik segera setelah dia bertukar salam dengan Jin Woo.

    ...

    Jin Woo terus tinggal di tempat dan mendengar langkah kaki Woo Jin-cheol yang menuruni tangga.
    Diam-diam.
    Ygritte muncul dari bayangan yang menyebar perlahan di samping Jin Woo.

    [Raja]
    "Hmm?"
    [Mengapa Anda tidak mengatakan yang sebenarnya kepadanya?]

    Ygritte,yang memiliki ingatan sebagai seseorang,lebih tahu dari siapa pun betapa sedih dan susahnya kehilangan ingatan.
    Jadi,di matanya,ini seperti kesempatan besar bagi Woo Jin-cheol untuk kembali mengingat.
    Setidaknya untuk satu orang saja.

    [Bukankah lebih baik untuknya mengetahui bagaimana Tuan telah menyelamatkan dunia ini?]

    Suara Ygritte terdengar sedikit sedih.
    Tapi Jin Woo menggelengkan kepalanya.

    "Mereka mengatakan melupakan sesuatu adalah berkat yang diberikan Tuhan kepada manusia"

    Bahkan jika itu adalah hasil buatan dari 'Artefak Dewa'.
    Jin Woo telah memutuskan bahwa ia tidak punya hak untuk menanamkan kembali sebuah kenangan kelam kepada seseorang.
    Ini urusan Tuhan.
    Itulah alasan kenapa Woo Jin-cheol,sang ketua,Jin Woo kirim kembali.

    [Benar]
    "Ya"

    Tiba-tiba Jin Woo menatap tangan kirinya.
    Bekas serangan Monarch Naga.
    Yang meninggakan luka bakar di tangan kirinya itu,tidak bisa kembali ke semula.
    Kenangan tak terlupakan yang mirip dengan bekas luka tangan ini.
    Adalah luka yang tak akan terhapuskan.
    Aku harus minta maaf,aku tidak mau Woo Jin-cheol mendapatkan kenangan buruk itu.
    Tidak ada jejak penderitaan dari Dungeon dan Monarch dalam ingatan siapa pun sekarang.
    Jadi Jin Woo juga tidak ingin meninggalkan kenangann tentangnya di kepala Woo Jin-cheol.

    [Oke,Tuan]

    Dia kembali ke bayangan,seolah-olah dia telah diyakinkan oleh Jin Woo.
    Jin Woo,yang melihat ke bawah tangga untuk waktu yang lama,berbalik untuk memasuki kelas.

    ***

    Ketika tiba waktunya untuk beristirahat,perhatian anak-anak terfokus pada Jin Woo.
    Anak-anak seperti apa yang akan diam saja setelah melihat situasi seperti drama di mana detektif masuk ke kelas selama kelas?
    Jadi,ajar jika semua perhatian diberikan pada karakter utama saat ini.
    Gadis-gadis yang mulai tertarik pada Jin Woo berkumpul sekaligus,dan daerah sekitar
    Jin Woo menjadi lebih ramai dari biasanya.

    "Apa itu?"
    "Kenapa dia mencarimu,Jin Woo?"

    Jin Woo,yang mendengarkan minat teman-temannya ini,hanya tersenyum saja.

    "Aku ingin tahu apa itu"
    "Wow,sayang"
    "Apa kamu dekat dengan detektif?"
    "Aku ingin menjadi Jin Woo"

    Ketika minat anak-anak berlanjut ke arah yang tidak terbayangkan,Jin Woo mulai kesulitan untuk menahan tawa.
    Kenapa matamu bersinar di sana,Young-gil?
    Namun,terima kasih atas kunjungannya,tembok-tembok tak kasat mata dari anak-anak yang mengalami kesulitan berteman dengan Jin Woo telah sedikit rusak.
    Pada saat ini,para gadis mulai mengatakan kata-kata yang ingin mereka tanyakan.

    "Anak-anak bilang kau sangat kuat?"
    "Apa kamu yakin? Jin Woo,apa kamu selalu berlatih?”
    "Oh,aku melihat Jin Woo berlari dengan kakak kelas di klub atletik"
    "Wow,lihat pundaknya yang lebar."

    Jin Woo,dikelilingi oleh wanita,sedang berjuang untuk mencari cara diam-diam kembali ke kursinya.
    Bahkan 4 orang yang mengganggunya kembali lagi

    Hei,bagaimana kabarmu? Kenapa kau didatangi polisi"

    Keempat orang itu kembali mendekati Jin Woo,dan karenanya,para gadis mulai melangkah mundur dengan tenang.
    Nam Jun-sik,peringkat tertinggi di antara empat orang itu,menepuk bahu Jin Woo,yang telah disentuh para gadis,dan mengangkat mulutnya.

    "Apa aku harus melakukan permainan kekasaran,atau kamu akan menjawab?"

    Teruslah memukul dan itu hanya akan melukai tanganmu.
    Jin Woo menatapnya dengan sangat menyedihkan.
    Tangan kawan yang memukul Jin Woo mulai terasa sakit,dan karena reaksi Jin Woo juga masam,itu membuat wajah Nam Jun-sik berangsur-angsur memerah.

    "Oh,tapi mengapa mata bayi ini begitu besar?"

    Tangan Nam Jun-sik menyapu meja Jin Woo.
    Buku teks,catatan,kotak pensil,dll.
    Berjatuhan di lantai karena itu.
    Sepuluh juta Shadow Army,yang telah menyaksikan gangguan ini dari balik bayangan,mulai menjadi tidak sabar.
    Nam Jun-sik melihat Jin Woo,yang wajahnya mengeras saat ini,dan kemudian meraih lehernya.

    "Apa? Cobalah.Membuat kesan yang baik"

    Kemudian -

    Lengan besar yang datang dari atas melilit leher Nam Jun-sik.

    "Puff!"

    Dan wajah yang dikenalinya Nam Jun-sik muncul..

    "Apa yang kamu inginkan dengan kartu as kami ini?"

    Itu adalah siswa sekolah menengah pertama yang berada di kelas tiga,Choi Tae-woong,yang berada di kelas tiga departemen atletik.
    Empat orang yang mengelilingi Jin Woo kini memucat.
    Jin Woo,yang berdiri diam,mengambil kotak pensil yang telah terbang sebelumnya.
    Jika ada noda pada kotak pensil yang Jin-Ah berikan sebagai hadiah masuk sekolah menengah,keempatnya mungkin tidak akan aman saat ini.
    Jin Woo bertanya,

    "Apa kamu tahu apa yang kamu lakukan disini?"
    "Apa yang aku lakukan di sini?"
    "Aku datang untuk menghentikan empat orang idiot sebelum Ace-ku membunuh mereka"
    "Jangan bercanda"
    "Ha ha ha ha ha ha!"

    Choi Tae-woong,yang tubuhnya sangat besar,tertawa.

    "Aku lupa memberitahumu jika kamu mulai latihan hari ini,dan aku yakin kamu dan aku akan bersenang-senang hari ini"

    Jin Woo menoleh ke Young-gil,dan Young-gil mengangguk.

    "Ya"
    "Lalu aku akan menunggu kalian berdua sepulang sekolah"

    Jin Woo memanggil para senior yang ingin meninggalkan kelas tertawa.

    "Kemana kau akan membawa mereka?"
    "Ha ha,orang-orang ini?"

    Choi Tae-woong bertukar pandang dengan Jeong-gu.

    "Yah,apa yang kamu lakukan?"
    "Apa kamu ingin aku sedikit bermain denganmu?"
    "Oke-g-g!"

    Dalam waktu singkat,suara mereka mulai menjauh dari ruang kelas.

    ***

    Ding Dong ,Ding Dong ,Ding Dong.
    Sepulang sekolah,setelah beberapa deringan bel terdengar.
    Jin Woo bergegas pergi menuju gerbang dengan klub atletik.
    Dan berkat dukungan Jin Woo,Young-gil telah terbiasa berlatih dan telah belajar kesenangan berkeringat.
    Jin Woo lalu mengobrol dengan pria muda yang keluar dari gerbang dengan berbagai saran kepada seniornya.
    Itu adalah rutinitas yang damai seperti biasa.
    Jung-sik,yang ada di depan,menoleh ke Jin Woo.

    Apa yang mereka lakukan hari ini? Apa aku harus dengan serius mengingatkan mereka untuk tidak mencari masalah padamu?”

    Jin Woo menjawab dengan wajah yang tenang.

    "Tidak masalah"
    "Aku khawatir mereka akan melukaimu sebelum pergi ke kompetisi"

    Jin Woo tersenyum.

    "Aku akan memastikan itu tidak akan menjadi masalah"

    Kemudian -

    Seseorang yang berada di luar gerbang tiba-tiba memanggil Jin Woo.

    "Hunter Sung Jin Woo"

    Karena waktu telah berhenti.
    Jin Woo berdiri dan perlahan-lahan berbalik ke arah di mana suara itu terdengar.
    Dan disana ada Detektif Woo Jin-cheol yang telah menunggu Jin Woo.
    Suara Jin Woo bergetar.

    "Bagaimana kau...?"

    Setelah mendengar jawaban Jin Woo,mata Woo Jin-cheol,yang yakin,memerah.


    "Kamu dulu — kamu Hunter,juga"

    Sebelumnya I Index I Selanjutnya

    10 Responses to "Solo Leveling Ch 253"

    Komentar Cuy!!!
    Notice Me Senpai!!!!
    Notice Me!!!

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel