A Returner's Magic Ch 28
Chapter 28 - Outers (4)
Pram lalu
dihempaskan oleh angin dari penyihir kelima.Melihat lebih baik,dia menyadari
bahwa penyihir itu adalah Criken.Dia menggunakan bawahannya untuk melindungi
dirinya sendiri sementara dia membaca mantra,dan sekarang,mantra keduanya
mendarat di punggung Pram.
[Doom Fist]
Tanah
mengental menjadi bentuk kepalan tangan dan memukul punggung Pram yang terbuka."Augh!"
Pram berteriak karena rasa sakit yang membakar.Darah segar menetes dari
bibirnya,dan dia terhuyung-huyung.Mengepalkan giginya,dia menenangkan napasnya
yang kasar dan memperbaiki postur tubuhnya.Dengan masuknya Criken,dia harus
lebih berhati-hati dengan pendekatannya terhadap penyihir veteran.
Di sisi
lain,bagaimanapun,Cricken merasa nyaman."Keterampilanmu mengesankan,tapi
..."
[Bind]
"Pengalamanmu
kurang." Mantra lingkaran pertama.Belenggu mana menembak ke arah Pram.Mereka
lamban dalam mengejar dan memungkinkan Pram untuk menghindar,tetapi itu membawa
Pram langsung ke perangkap Criken.
"Hehe"
[Raise Wall]
Mantra Bind
adalah tipuan untuk menarik Pram ke dalam perangkap.Sebuah penghalang di 3 sisi
bangkit dari tanah untuk mengelilingi Pram dan menghalangi usahanya untuk
menghindari serbuan mantra yang dilemparkan padanya.Lusinan mantra lalu menghujaninya
tanpa henti,tanpa bisa menghindar,ia terpaksa mencoba menangkis semuanya.
"Hah!"
Pram mengayunkan Blanchume rapier-nya tanpa henti pada semburan sihir yang
diledakkan ke arahnya.Api yang membakar,es yang menajam,dan angin kencang yang
mengoyak-oyak dengan bilah keperakan,sedikit saja keraguan akan
menjatuhkannya.Bahkan dengan kecepatan tertingginya,Pram hanya bisa membelokkan
dan membubarkan sihir — tapi para penyihir tidak akan pernah memberinya
kesempatan untuk melarikan diri.
Mata Criken
menyipit saat melihat bocah yang tidak dikenal ini mencoba menyerang
penyihirnya lagi."Aku akan menyingkirkan anak itu sendiri dalam satu tembakan"
Dia mengumpulkan mana dan membentuk mantra lingkaran ke-3 di
sekelilingnya.Sihir itu akan menghancurkan pendekar pedang dan mengubahnya
menjadi abu.Dan dia hanya perlu beberapa detik lagi—
Wham! Perhatian
Criken terganggu ketika salah satu penyihirnya jatuh ke arahnya dan membuat ia juga
terjatuh.Rapalan-nya menghilang saat dia memperhatikan pria yang jatuh.Dan
disana,dia melihay lubang kecil di dada bawahannya.Dia segera memeriksa
sekelilingnya dengan panik.Jejak-jejak sihir dapat ditemukan — itu adalah
sniping magic.
Seorang
pendekar pedang di depannya jatuh.
Dua lainnya
yang ada di belakangnya juga sudah jatuh.
Criken
menggigit bibirnya.Jika dia tidak melawan sekarang,dia akan kehilangan
kesempatan. Anak buahnya jatuh seperti lalat.Jadi rentetan sihir tak kenal
lelah yang menyerang Pram berkurang dan itu memberi Pram kesempatan.Kemenangan
Chricken terlepas dari genggamannya tepat di depan matanya.'Sial'
"Kalah?
Aku?” Dia diam-diam mengutuk."Aku tidak akan membiarkannya berakhir di
sini!"
"Ugh!"
Salah satu pendekar pedang itu bangkit — dan Criken melihat ada peluang.Bawahan
yang jatuh menangis,tetapi ketika dia melihat dengan hati-hati,serangan itu
tidak menembus armornya."Mantra itu bahkan tidak bisa menembus zirah — apa
itu penyihir lingkaran kedua?"
"Kalian
semua! Lindungi aku!” Perintah Criken.
"Ya
tuan!"
Dia segera
mulai menyiapkan mantra.Formula sihir lalu memanifestasikan diri dengan cepat
di sekitarnya dan mengeringkan mana yang sangat banyak dari tubuhnya.Tanpa mana
cadangan yang tersedia,pondasinya menjadi buruk.Dengan dinding yang menghalangi
jalan Pram,pendekar pedang yang dikirim untuk menekannya merasakan getaran di
punggung mereka.Tanpa tembok,itu bahkan bukan perkelahian.Itu adalah
pembantaian.
"Dia
datang!" Para penyusup gemetar dalam persiapan untuk pertarungan mereka
dengan pendekar pedang peringkat kesatria.Tapi tidak ada yang datang.
Pram berlari
melewati para pendekar pedang dan sebagai gantinya,menimbulkan malapetaka pada para
penyihir,sekarang dengan belas kasihan sepenuhnya dari kilatan perak.Pendekar
pedang itu menemukan diri mereka dijatuhkan oleh peluru sihir yang datang dari
luar penglihatan mereka.Dan segera,yang tersisa hanyalah Criken dan seorang
pendekar pedang.
"K-Komandan?"
Wajah pendekar pedang memucat saat pedangnya bertemu dengan pedang yang tak
berbobot.Dia bahkan tidak bertahan sedetik sebelum pedangnya
ditebas."Bantu aku,tuan!"
Criken tidak
memedulikannya.Sihirnya terus berputar di sekelilingnya,dan akhirnya ia
menyelesaikan mantranya.Sebuah platform dari batu retak dan naik ke udara dengan
Criken pusatnya.Senyum lebar dan menunjukkan kelegaan muncul di wajah pendekar
pedang,dia dipenuhi keyakinan jika komandannya akan membalikkan
pertarungan.“Seperti yang diharapkan,komandan! Kamu selalu memiliki sesuatu di
lengan bajumu!"
"Tidak
... bukan itu.Ini ... " Pram menjadi cemas ketika dia menyaksikan Criken
merapal sihir ini.Potongan-potongan batu yang melingkari Criken mulai mengembun
di sekitarnya dan menutupinya menjadi cangkang yang kokoh.Seluruh lantai telah
dicabut,dan Pram mundur ke tempat yang aman.
"Hah?"
Tapi,prajurit itu berbeda.Dia tidak bisa melarikan diri dari mantera dan
diangkat bersama dengan lantai."Tunggu, perintah—" Tiba-tiba,tanah
terkompresi bersamanya.Gema berdarah menyisip keluar saat itu.
Rasa dingin
mengalir di tulang belakang Pram.Dia terkejut bahwa komandan ini akan
mengorbankan anak buahnya tanpa mengedipkan mata.Meski begitu,dia tidak bisa
mendekati karena bidang sihir lain,jika dia memaksa dia hanya akan mengalami
nasib yang sama.Setelah rekonstruksi batu selesai,heksahedron muncul.
[Bindell of
Earth]
Sihir
pertahanan tingkat tertinggi.Ini adalah mantra pelarian lingkaran ke-4.Lantai
yang telah digunakan untuk mantra tidak bisa lagi menahan beratnya sendiri dan
hancur.Pram nyaris berhasil menghindari jatuh dengan menyambar ke pagar,tetapi
tidak seperti dia,heksahedron mulai jatuh bebas dan menghilang ke dalam
jurang.Pram memandang tanpa daya ke lokasi di mana hexahedron hanya beberapa
detik yang lalu berada.
Sebuah
lokasi yang tidak begitu jauh dari Menara Sihir,lantai batu mulai bergerak
seolah-olah bernafas.Tempat itu berbau bau apek dan lembap,dan tikus-tikus berlarian
menjauh dari getaran.Hexahedron melesat keluar dari tanah dan mendapati dirinya
berada di tempat yang jauh dari mata yang mengintip.Hexahedron jatuh kembali ke
tanah ketika sosok tinggi keluar dari dalamnya,memegang kristal sihir yang
berkilauan di kegelapan selokan.Criken menghela nafas. "Fiuh."
Dahinya
berkeringat."Sungguh,aku tidak mengerti.Bahkan jika itu adalah Menara
Sihir,tidak mungkin mereka memiliki jaringan informasi yang begitu luas ... ”
Dia menyeka dahinya dan sekali lagi mengenakan topeng hiu
bertanduknya."Bagaimanapun,tujuanku saat ini sudah selesai"
Kristal
sihir tingkat 2,Ruigenell's Tear.
Matanya
menjadi liar saat menatap cahaya biru bercahaya,dia lalu tersenyum.
"Itu
akan benar jika kamu bisa keluar dari sini"
Criken
melompat dan menatap koridor menuju sumber suara."Bagaimana kamu
menemukanku?"
“Aku
menandaimu dengan mana.Ini memungkinkanku menemukanmu secara rcepat” Langkah
kaki terdengar ketika seorang anak muda muncul dari bayangan.Criken mengenali
wajahnya — itu anak lelaki yang berlari dengan sekantong roti gandum.
"Ha
..." Criken menghela nafas.Ketenangan menyapu wajahnya.“Kamu
mempermainkanku.Situasi berubah begitu banyak dan hampir diluar kendali.Tapi
itu hanya sesaat” Dia bisa dengan jelas merasakan bahwa bocah di depannya hanya
memiliki cukup mana untuk menjadi penyihir lingkaran pertama.Karena itu,dia
mengulurkan tangannya untuk membuat formula sihir guna membunuh bocah sial ini
dan kemudian—
Formula itu
berantakan."A-apa yang terjadi?"
Dia mencoba
lagi,tetapi hasilnya sama.Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa mantranya
telah dibajak.
"Apa
kamu benar-benar berencana menyelesaikan mantra dengan formula sederhana
seperti itu?" Anak laki-laki yang berdiri di depannya membajak
mantranya.Mantra dari penyihir lingkaran 4! Jika Pram atau Romantica ada di
sini,mereka akan mengenali siapa pemuda ini: Single Ranker Hebrion,Desir
Arman.Ya,itu dia.
‘Bagaimana
caranya untuk mengalahkanku?’ Cricken merasakan bahwa anak laki-laki di
depannya hanya memiliki kapasitas untuk sihir lingkaran pertama.Jadi mustahil
baginya untuk mengalahkan sihirnya dengan kekuatan belaka — itulah
kenyataan.Jika dia tidak melihatnya tepat di depan matanya,dia juga tidak akan
percaya.Tapi,yang jelas,kekalahannya menjulang di depannya saat ini.
“Kita
memiliki sedikit hutang untuk diselesaikan,bukan? Apa kau ingat roti yang kau
injak?” Desir dengan santai berjalan ke arahnya,tetapi Criken menjaga jarak.Dia
mundur ke sudut meskipun memiliki kebanggaannya sebagai penyihir lingkaran
ke-4.Dia kehabisan akal.
"J-jangan
mendekat!" Criken mengulurkan harta yang bersinar di telapak tangannya dan
mengancam Desir."Aku akan menghancurkannya! Aku akan hancurkan berkeping-keping!"
Dia berteriak seolah-olah dia berada di ujung jurang.
"Cobalah"
Desir menghela nafas dengan tatapan yang menyedihkan,dan menggelengkan kepalanya
ketika dia berbicara.
"Apa?"
"Aku
berkata 'Coba'." Desir mengulangi kata-kata itu lagi.
"...
Kau bajingan" Criken merasakan hawa panas di wajahnya.
Desir
mendekat."Kamu tidak akan melakukannya.Pada akhirnya,kau sudah kehilangan
begitu banyak orang untuk mendapatkannya” Dengan setiap kalimat,ia terus
mendekati Criken."Apa yang akan tersisa setelah kamu kehilangan ini?"
"Jangan
mendekat!"
Desir tidak
mengindahkan ancamannya dan berdiri dengan dia berhadapan muka.Desir
memperlakukan Cricken seperti orang-orangan sawah.
'Si idiot
ini!' Ekspresi ketidakberdayaan di wajah Criken berubah menjadi kelicikan.Dan
senyum tipis terbentuk di bibirnya.Meskipun anak laki-laki di depannya terlalu
percaya diri,dia tidak berharap jika pemuda ini akan begitu dekat dengannya.Jika
mereka bertarung melalui sihir,dia percaya bahwa Desir akan dapat melucuti
mantranya,tetapi dalam pertempuran kekuatan murni,dia bisa mengalahkannya dengan
perkelahian fisik.Tanpa berkata apa-apa,Cricken mulai mengayunkan tinjunya pada
bocah itu.
[Gravity
Control]
Mantra
kontrol lingkaran 4.
Sayang
baginya,rapalan Desir jauh lebih cepat daripada kecepatan tinju Criken.Formula
sihirnya dibuka dengan cepat dan diaktifkan dalam jarak dekat.Sebelum lelaki
itu bisa berkedip,beban besar menekannya dan membuatnya berlutut.
"Argh
... argh!" Criken berjuang dengan sebanyak yang dia bisa di bawah kekuatan
gravitasi yang semakin besar mendorongnya ke lantai.
Tidak lama
kemudian,gravitasi memaksanya jatuh ke tanah.Dia benar-benar ditekan.Kontrol
Gravitasi telah menempatkannya di bawah 8 kali tekanan normal.Suara gedebuk
keras terdengar saat Criken menempel di tanah.Dan mata Criken berair ketika bau
air limbah menyengat hidungnya.
Mantap min
ReplyDeleteMasih menunggu ngejar manhwa
ReplyDelete