Honzuki Ch 002
Chapter - 002 - Sebuah hidup baru
Bang! Bang! Suara seperti sesuatu yang menghantam lantai atau meja membuatku bingung,
karena di bagaimanapun caraku tidur.Dengan setiap gerakan,rentetan rasa sakit menembus
tengkorakku seperti aku baru saja dipukuli,dan hanya bisa mengeluarkan erangan kecil.
Diam ... tolong ... diam ...
Suara dan getaran yang menjengkelkan tidak berhenti,itu terus berlanjut dengan ritme yang
tepat,dan tidak mengizinkanku tidur sama sekali.
Aku tetap terjaga,dan dengan susah payah menyadari getaran yang bergema di dalam kepalaku
yang berputar.Aku memasang telingaku,berharap suara itu akan segera hilang.Bergerak di sekitar
terasa aneh,itu seolah tubuhku tidak melakukan persis seperti yang kuinginkan.Semua persendianku
sakit,dan aku merasa demam di seluruh tubuhku,aku aku terserang flu.
"Ugh ..."
Aku membutuhkan kacamatak jika aku ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi.Dengan mata
terpejam,aku mencari-cari kacamata yang selalu kusimpan di dekat bantalku.Seluruh tubuhku
terasa agak mati rasa,dan gerakan lenganku sangat lamban.Saat aku terus menggeliat,sesuatu
di bawahku berdesir seperti suara rumput atau kertas.
"... Suara apa itu?"
Suara yang keluar dari mulutku terdengar terlalu nyaring,ini hampir seperti suara anak kecil.
Apa mungkin ini karena aku sakit,tapi,ini sama sekali bukan suara yang biasa kudengar.Meskipun
aku tidak ingin melakukan apapun daripada tidur karena demam ini,aku tidak bisa mengabaikan
banyak kelainan yang terjadi di sekitarku.Perlahan aku membuka mata.Bidang penglihatanku
aneh,berkat demam yang sangat tinggi ini.Aku tidak tahu apakah itu karena air mata di mataku
yang membantuku melihat tanpa kacamata,tetapi semuanya lebih jelas daripada biasanya.
"Eh?"
Hal pertama yang kuperhatikan adalah langit-langit yang,meskipun mungkin awalnya berwarna
putih,itu sudah diwarnai hitam oleh asap kompor.Sejumlah balok hitam tebal menahannya,
dan di mana laba-laba membangun jaringnya yang besar.Ini sama sekali tidak seperti ruangan
yang kuingat.
"…Ada dimana aku?"
Aku melihat sekeliling ruangan,menundukkan kepalaku agar tidak menggoyangkan air mataku.
Dan itu sangat jelas,dari apa yang kulihat,benar,sebagian besar dari apa yang ada di sekitarku
sama sekali berbeda dengan Jepang tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan.Hanya dari
gaya arsitektur langit-langitnya saja sudah menjelaskan jika ini bukan bangunan bergaya Jepang,
melainkan Barat.Selain itu,ini bukan konstruksi modern berbingkai baja,tetapi sesuatu yang jauh
lebih tua.Tempat tidurku juga keras,dan bukan kasur yang berada di bawahku.Sebaliknya,aku
sepertinya berbaring di atas semacam bantal yang terbuat dari bahan tanaman.Melalui kain kotor
yang menutupinya,aku mencium aroma aneh.Selain itu,tubuhku terasa gatal di sana-sini,
itu seperti aku sudah digigit kutu.
"T ... tunggu sebentar ..."
Ingatanku yang masih segar adalah saat aku ditenggelamkan di bawah banyak buku,dan aku
tidak ingat diselamatkan sama sekali.Paling tidak,aku tidak berpikir rumah sakit mana pun di
Jepang akan menempatkan pasien di atas selembar kain kotor ini.Dengan ragu,aku mencoba
mengangkat tangan ke atas kepalaku agar aku bisa melihatnya,dan yang kulihat adalah tangan
kecil dan ramping seorang anak.Aku menjalani gaya hidup di mana aku tertutup di dalam ruangan
dengan buku-bukuku sepanjang hari,jadi kulit yang tidak diinginkan dan hampir tidak sehat
bukanlah kejutan,tetapi pada usia dua puluh dua tahun,tanganku,tentu saja,itu seharusnya
tangan orang dewasa.Dan itu sangat berbeda dari tangan-tangan kecil yang tampak kekurangan
gizi di hadapanku sekarang.Tangan kecil seperti anak kecil ini yang bisa kubuka dan tutup sesuka
hati.Saat aku bergerak,tubuhku sama sekali tidak memberikan perasaan seperti yang biasa
kurasakan.Pada kenyataan yang mengejutkan ini,mulutku mengering.
"…Apa yang sedang terjadi?"
Apa aku mengalami reinkarnasi.Tuhan mungkin telah mendengar keinginanku saat sekarat dan
memberiku kehidupan baru,sehingga aku bisa membaca lagi.Ini tidak bisa dipahami.Aku ingin tahu
lebih banyak tentang dunia di sekitarku,jadi aku mengangkat kepalaku yang berat dan secara
perlahan-lahan mengangkat tubuhku yang demam juga.Rambutku yang basah oleh keringat
menempel di sisi kepalaku,tapi aku tidak peduli ketika aku melihat sekeliling ruangan.Disana,aku
melihat lebih banyak platform seperti tempat tidur seperti yang kupakai,kain kotor di atasnya,
dan beberapa kotak penuh dengan berbagai hal ... tetapi tidak ada rak buku.
"Tidak ada ... buku ..."
Satu-satunya pintu di ruangan ini berayun terbuka.Dan dalam sekejap,suara deburan yang
menggema di kepalaku hilang,hanya untuk digantikan oleh suara langkah kaki ketika seseorang
berada di hiruk pikuk.Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi.Berdasarkan balok di
langit-langit,keadaan dinding,dan jenis furnitur di ruangan ini,aku merasa seperti ini adalah
sesuatu yang berasal dari sejarah Eropa.Tidak ada apapun yang berada di sekitarku yang bisa
menunjukkan peradaban modern.Apakah ini negara yang sangat terbelakang,atau apakah aku
telah melewati waktu dan berakhir di masa lalu? Kalau saja aku tahu; jika aku bisa melakukannya,
aku akan menggunakan banyak waktu untuk menentukan langkah selanjutnya.
"... Apakah aku berhalusinasi di saat-saat terakhirku?"
Saat kekhawatiran muncul di kepalaku yang sedang demam,seorang wanita muncul dari
pintu,yah,itu setelah mendengar aku bergerak dan berbicara pada diriku sendiri.Wanita itu
mengenakan bandana segitiga yang diikatkan di kepalanya dan usianya sekitar berada di akhir 20-an,
itu kutaksir setelah melihat dari kondisi wajahnya yang dulu cantik.Ciri-ciri wajahnya yang umum
cukup cantik,tetapi semua kotoran merusaknya.Jika dia mencuci muka (dan pakaiannya),dia
akan terlihat setengah layak,tetapi sangat disayangkan dia menjadi seperti sekarang.Secara umum,
aku tidak terlalu khawatir tentang penampilan seseorang (atau aku sendiri,sungguh) selama
mereka menjaga diri mereka tetap bersih; jika mereka menjadi kotor,aku benar-benar berharap
mereka berusaha sedikit,jika tidak,kecantikan mereka akan sia-sia.
"Maine,% & $ # + @ * + #%?" Kata wanita itu dalam bahasa yang tidak aku mengerti.
Mendengar suaranya,ingatan seseorang meledak di kepalaku,dan aku menjerit kecil.Dalam sekejap,
ingatan yang bernilai beberapa tahun memenuhi pikiranku.Tekanan kuat itu terasa seperti itu
mengaduk otakku menjadi bubur,dan aku meraih kepalaku untuk menahan rasa sakitnya itu.
"Maine,apakah kamu baik-baik saja? Kau tidak bangun untuk waktu yang lama! Aku khawatir"
"... Bu?"
Beberapa kenangan muncul ke permukaan.Wanita yang datang untuk memeriksaku dan sekarang
dengan lembut membelai kepalaku adalah ibuku,dan namaku Maine.Aku tidak tahu bagaimana
aku bisa tiba-tiba mulai mengerti apa yang dia katakan; banjir informasi ini telah membuat pikiranku
berantakan.Jujur,aku berharap setidaknya kejadian ini bisa menunggu sampai aku merasa sedikit
lebih baik.Tentu,aku berharap bisa bereinkarnasi sehingga aku bisa terus membaca,dan tentu saja,
sepertinya aku telah bereinkarnasi,tetapi tidak seperti aku akan dengan lemah hati menerima
bahwa wanita di depanku ini tiba-tiba adalah ibuku.
"Bagaimana perasaanmu? Sepertinya kau sakit kepala,” katanya.
Jari-jari tangan yang dia tempatkan di dahiku ternoda bintik-bintik hijau dan kuning.Apakah
pekerjaannya melibatkannya dengan bahan pewarna? Aku ingat bahwa pekerja di Jepang yang
bekerja dengan pewarna nila memiliki noda yang sama di tangan mereka.Aku tidak ingin membiarkan ibu ini,yang secara bersamaan aku tidak tahu apa-apa tentangnya entah bagaimana
ingat,menyentuhku,jadi aku tersentak menjauh dari tangannya yang terulur,mengubur diriku di ranjang yang bau,dan menutup mataku.
"... Kepalaku ... masih sakit.Aku ingin tidur,” kataku.
"Oh,istirahatlah"
Ketika ibuku meninggalkan kamar yang penuh dengan tempat tidur ini,aku mulai berpikir
dalam-dalam.Antara pusing karena demam dan kekacauan di kepalaku,tidak mungkin aku bisa
tidur dengan tenang.
"Aku tidak salah ... aku sudah mati,bukan?"
Tanpa bisa ditahan,gambaran ibuku sendiri melayang ke permukaan pikiranku,dan aku diam-diam
meminta maaf bahwa aku tidak akan pernah melihatnya lagi.Dia mungkin akan sangat marah,
dan berteriak "berapa kali sudah kukatakan jika kau ini memiliki terlalu banyak buku ?!" sambil
menahan air mata kesedihannya.Aku mengangkat lengan yang lamban dan menghapus air mata
dari mataku.
"Maaf,Bu ..." Aku berbisik,walau itu adalah permintaan maaf yang tidak akan pernah sampai
ke telinganya.
Dengan enggan aku melepaskan gambaran itu,dan mulai dengan hati-hati memilah-milah
kenangan anak ini,Maine,yang telah dibuang ke kepalaku.Ingatan terakhirnya adalah saat ia
sedang mengalami demam yang sangat menyakitkan,menyakitkan,begitu menyakitkan hingga
dia tidak bisa menahannya lagi.Dan sepertinya aku,entah bagaimana,Maine yang dulu memiliki
tubuh ini mati,dan aku menggantikan tempatnya.Oh,atau mungkin aku benar-benar terlahir
kembali di dunia ini,dan karena demam menyebabkan kenangan hidupku yang lalu muncul
kembali?
"Tidak masalah,bagaimanapun juga.Aku hanya harus hidup seperti Maine mulai sekarang,
karena,tidak mungkin aku bisa mengubahnya ... "
Karena itu masalahnya,aku perlu menyaring kenangan Maine untuk mempelajari lebih lanjut
tentang situasiku saat ini; kalau tidak,keluargaku mungkin mulai curiga.Namun,tidak peduli
sekeras apa pun aku berpikir,ingatan Maine adalah kenangan seorang gadis kecil dengan
keterampilan bahasa yang masih berkembang,dan ada banyak hal yang dikatakan orang tuanya
bahwa dia tidak benar-benar mengerti.Dia tidak tahu apa artinya itu dan ini! Dia kehilangan
banyak kata-kata yang berguna dari kosa katanya,sehingga sebagian besar dari apa yang dia
ingat adalah hal yang samar dan ambigu.
"Whoa, tidak ... apa yang harus aku lakukan?"
Dari ingatan kecil kekanak-kanakan Maine,aku sudah tahu apa yang harus kutahu.Keluarganya
terdiri dari empat orang.Ibunya adalah wanita tertua di sini.Dia memiliki kakak perempuan,
bernama Tory.Dan ayahnya memiliki pekerjaan yang sama seperti tentara.
Dan yang paling penting,ini bukan Bumi.Dari gambaran di kepala Maine,di bawah bandana yang
dikenakan ibunya,rambutnya berwarna hijau segar,seperti batu giok.Kalian mungkin berpikir bahwa
dia harus mengecatnya untuk mendapatkan warna itu,tetapi itu benar-benar hijau.Ini adalah
warna yang tidak alami sehingga aku hampir ingin memeriksa untuk melihat apakah itu wig
atau tidak.Namun,tampaknya sangat tidak mungkin bahwa dia akan menjadi semacam
cosplayer yang selalu mengenakan wig hijau dan pakaian kotor; jauh lebih realistis untuk
berpikir bahwa aku berada dalam semacam dimensi alternatif.
Kebetulan,rambut saudara perempuan Maine juga berwarna biru-kehijauan,dan rambut ayahnya
berwarna biru.Rambut Maine sendiri berwarna biru tua.Haruskah aku bersyukur karena rambutku
memiliki warna yang hampir sama dengan hitam,atau haruskah aku mendesah karena keluarga
cosplay-ku ini? Apa pun yang terjadi,rumah ini sepertinya tidak memiliki cermin,dan tidak peduli
seberapa banyak aku menggali,aku tidak dapat menemukan gambaran yang jelas tentang apa
seperti apa aku terlihat,terlepas dari warna rambutku.Nah,berdasarkan apa yang kuketahui
tentang penampilan ibu dan ayahku,dan seperti apa saudara perempuanku,kukira aku tidak terlihat
terlalu buruk.Tapi aku,tanpa diragukan lagi,sangat kotor.
“Ughh,aku benar-benar butuh mandi. ... Apa keluarga ini bahkan punya satu tempat untukku
melakukan itu?”
Secara realistis,penampilanku bukan masalah terbesar saat ini,ini adalah kondisi hidupku.
Sepertinya keluarga tempatku terlahir kembali sangat miskin.Hanya dari melihat-lihat,
semuanya tampak sangat buruk.Kain yang aku,seorang anak yang sakit,terbungkus sangat tipis
dan usang.Bahkan untuk turunan dari kakakku,ini terlalu kejam.Secara singkat aku berpikir bahwa
ini mungkin semacam pelecehan,tetapi menurut kenangan Maine bahkan pakaian ibunya dijahit
dengan menggabungkan beberapa kain,dan saudara perempuannya juga hampir sama.Ini adalah
standar untuk keluarga baruku.Pakaian kerja ayahku relatif padat,dengan hanya beberapa
tambalan,tetapi meskipun demikian ia hanya pernah diberi satu seragam,dan itu beberapa tahun
yang lalu.
Terlebih lagi,rumah ini sepertinya tidak berdiri sendiri.Dinding yang paling dekat denganku
terbuat dari semacam batu bata,dan melaluinya aku bisa mendengar langkah kaki naik dan
turun tangga dan suara orang-orang yang kukira adalah tetangga kami.Apa mungkin ini semacam
kompleks perumahan atau bangunan apartemen?
Jadi,tentang masalah reinkarnasi ini ... bukankah seharusnya aku terlahir kembali sebagai
bangsawan,agar aku tidak perlu khawatir dalam menjalani kehidupan yang sulit?
Aku menghela nafas berat pada sisa kondisiku.Aku mungkin memiliki gaya hidup yang sangat
biasa di Jepang,tetapi itu sangat berbeda dengan apa yang kuhadapi sekarang.AKu tidak tahu era
apa atau negara mana aku dilahirkan sekarang,tetapi Jepang adalah tempat yang baik untuk hidup,
negara itu dipenuhi dengan hal-hal indah.Kain yang nyaman,ranjang empuk,buku,buku,dan
lebih banyak buku ...
“Aaah,aku ingin membaca buku.Membaca selalu membantu demamku turun"
Tidak peduli seberapa buruk keadaanku,aku akan bisa menanggungnya selama aku punya buku.
AKu lalu meletakkan jari ke dahiku dan berkonsentrasi,mencari di dalam ingatanku untuk hal-hal
seperti buku.Di mana di rumah ini aku bisa menemukan rak buku?
"Maine,kau sudah bangun?" Sebuah suara tiba-tiba menghancurkan konsentrasiku.Itu suara
seorang gadis,usianya sekitar tujuh atau delapan tahun,dan saat ini sedang berjalan ke arahku
dengan langkah kaki ringan.Menurut ingatanku,ini Tory.Rambutnya yang berwarna biru kehijauan
dengan hati-hati diikat dalam kepang sederhana,tapi aku bisa melihat bahwa rambutnya sangat
kering dan perlu dicuci.Itu sama seperti ibunya,dia sedikit kotor,dan aku benar-benar ingin dia mandi. Karena dia benar-benar menyia-nyiakan wajahnya yang manis.
Aku mungkin berpikir demikian,tetapi itu adalah pendapat orang luar yang berasal dari Jepang,
negara dengan standar kebersihan pribadi yang tinggi.Bahkan jika kau miskin,kau masih ingin
mempertahankan lingkungan hidup yang sehat; jika tidak,kau akan jatuh sakit,dan jika sakit,kau
harus mengunjungi dokter,dan itu lebih menghabiskan uang.
Aku benar-benar tidak terlalu peduli soal itu sekarang.Tepatnya ada satu hal yang ada di pikiranku
saat ini.
"Tory," aku bertanya, "Bisakah kamu membawakanku 'buku'?"
Berdasarkan usia Tory,dia pasti memiliki sekitar sepuluh atau lebih buku bergambar di rumah.
Aku mungkin perlu beristirahat untuk mengatasi penyakit ini,tetapi aku masih bisa membaca.
Membaca buku dari dimensi alternatif,saat ini,adalah prioritas tertinggiku di atas segalanya.
"Tory, kumohon!"
Tory menatapku dengan tatapan kosong,adik perempuannya yang manis,dengan kepala miring ke
satu sisi.
"Hah? Apa itu 'buku'?"
"A ... uhh,itu adalah hal di mana 'kata-kata' dan 'gambar' telah 'dituliskan' ..."
"Maine,apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti,apa yang kau katakan? "
“Aku bilang,'buku'! Aku ingin 'buku bergambar'!"
"Apa itu? Aku tidak terlalu mengerti ...? "
Sepertinya aku mungkin secara tidak sengaja menggunakan kata-kata dari Jepang sebagai
ganti kata-kata yang tidak diketahui Maine.Tidak peduli sekeras apa pun aku mencoba
menjelaskannya kepada Tory,dia hanya berdiri di sana dengan kepala terkulai ke satu sisi dan
ekspresi tercengang di wajahnya.Bahkan jika aku hanya mengatakan "bawakan aku buku" dalam
bahasa Jepang,tidak ada cara dia akan mengerti.Aku harus menggali kosakata ini,dengan cepat.
“Ugh, baiklah! ’Fungsi terjemahan,tak bergunaaaaa!’” Teriakku.
"Maine! Apa yang membuatmu begitu marah ?!”
"AKu tidak marah! Aku hanya merasa kepalaku sakit"
Marah pada Tory karena tidak memahamiku akan menjadi hal yang sangat kekanak-kanakan
untuk dilakukan. ... Tapi aku melakukannya.
Pertama,aku harus mulai memfokuskan semua yang kumiliki untuk mendengarkan dengan
cermat apa yang dikatakan orang di sekitarku dan,sedikit demi sedikit,mulai menghafal semua
kata yang kudengar.Antara otak muda dan fleksibel Maine dan intuisi lulusan perguruan tinggi
milikku yang berusia 22 tahun,menghafal kosa kata seharusnya mudah ... secara teori.
Paling tidak,jika aku mengingat kembali apa yang kualami ketika aku belajar bahasa lain hingga
aku bisa membaca buku-buku asing,itu tidak akan sulit dikelola.Semangat dan cinta yang kugunakan
untuk bukuku sudah cukup untuk mengusir orang lain.
"... Apakah kamu marah karena kamu masih demam?" Tanya Tory.Dia lalu mengulurkan tangannya
ke dahiku,mungkin untuk merasakan suhu tubuhku.Tanpa pikir panjang,aku meraih tangannya yang
kotor sebelum dia bisa menyentuhku.
"Aku masih sakit,tidakkah kamu akan sakit juga?" Tanyaku.Meskipun aku pura-pura menunjukkan
perhatian pada saudara perempuanku,aku benar-benar hanya berusaha untuk menghentikannya
dari melakukan sesuatu yang menjijikkan.AKu benar-benar tidak ingin Tory menyentuhku dengan
tangan-tangan kotornya itu,jadi aku menggunakan teknik orang dewasa ini untuk menghindarinya.
“Oh,kurasa begitu.Aku akan hati hati!"
Safe.Jika dia bersih,dia akan menjadi kakak perempuan yang hebat,tetapi saat ini aku tidak ingin
disentuh sama sekali.Jika ini situasi yang kuhadapi,maka aku harus menumbuk konsep kebersihan
ke dalam tengkorak mereka.Jika aku tidak mulai meningkatkan hal-hal di sekitar sini,kupikir aku tidak
akan dapat bertahan hidup.Menurut ingatan ini,Maine selalu menjadi anak yang lemah,dan terlalu
sering terbaring di tempat tidur dan demam.Aku memiliki terlalu banyak kenangan tentang tempat
tidur ini.
Jika aku akan dapat membaca sesuka hati,aku terlebih dahulu harus memastikan jika aku sehat
dan lingkunganku juga bersih.Keluarga ini terlalu miskin,jadi jika aku sakit tidak akan ada yang
bisa memanggil dokter.Bahkan jika mereka melakukannya,dari penampilan tempat ini aku tidak
bisa membayangkan mereka akan menjadi baik,jadi aku pasti tidak mau harus berada dalam
perawatan mereka.
Ibu memanggil dari ruangan lain."Tory,bantu aku menyiapkan makan malam!" "Ya, ibu," kata Tory,
dia lalu melarikan diri dengan lari kecil.
Dilihat dari sudut sinar matahari yang melewati jendela,mungkin sudah waktunya untuk memulai
persiapan makan malam.Dan Tory sepertinya masih di sekolah dasar,tetapi sudah banyak
membantu pekerjaan rumah.Betapa miskinnya kondisi ini,bagi anak-anak yang bisa diandalkan
untuk ikut bekerja.
"Ugh,ini buruk ..."
Pikiran akan seperti apa hidupku ketika aku tumbuh benar-benar menyedihkan.Tidak peduli
bagaimana aku memikirkannya,aku akan terjebak melakukan pekerjaan rumah selamanya.
Aku tidak akan memiliki terlalu banyak waktu untuk membaca.Pekerjaan rumah sudah menjadi
masalah besar ketika aku masih di Jepang dengan semua peralatannya yang nyaman; Apakah
seorang wanita tidak berguna sepertiku yang menghabiskan seluruh waktunya untuk membaca
bahkan mampu beradaptasi dengan kehidupan seperti ini?
Bang! Bang! Suara nyaring dan semarak bergema di seluruh ruangan.Ibu bilang sudah waktunya
untuk menyiapkan makan malam,jadi itu mungkin suara memasak,tapi apa yang sebenarnya
terjadi di sana? Aku tidak dapat melihat apa pun dari tempatku berada,tetapi pada saat yang sama
aku benar-benar tidak ingin mendengar jika itu hal yang buruk.
Aku harus tetap positif! Aku tidak akan menyia-nyiakan reinkarnasi ini.Ada banyak buku di sini
untuk dibaca yang mungkin tidak pernah kubaca di Bumi! Urutan pertama rencanaku adalah
merawat kondisi fisikku.Dengan itu diputuskan,aku perlahan menutup mata.
"Aku pulang!"
"Hai,Ayah!"
Aku mendengar suara dentang,seperti lempengan logam saling bergesekan.Ayahku telah kembali
ke rumah,tepat pada waktunya untuk makan malam.Maine masih terlalu sakit untuk makan,
jadi aku secara bertahap tertidur dengan suara makan keluarga yang bahagia di ruangan lain.
Saat pikiranku tergelincir ke dalam kegelapan,hanya ada satu pikiran di benakku.
Ah,aku tidak peduli apa itu,aku hanya ingin membaca buku.
0 Response to "Honzuki Ch 002"
Post a Comment
Komentar Cuy!!!
Notice Me Senpai!!!!
Notice Me!!!